Thursday, August 25, 2011

Pelatihan Komputer Periode Maret s/d Juli 2011



Selama bulan Maret s/d Juli 2011, LPM Pesisir kembali mengadakan pelatihan komputer bagi siswa, guru dan aparat desa di Patek, kabupaten Aceh Jaya. 

Pelatihan ini merupakan lanjutan dari periode sebelumnya, yang diadakan bulan Februari 2011. Jika sebelumnya yang dibahas adalah modul 1 dan 2, maka pada periode ini yang dibahas adalah modul 3 sampai dengan modul 6. dengan rincian sebagai berikut:

Modul 3: Melakukan Pengeditan Teks Pada Dokumen Kerja
  • Mencari / find teks tertentu di dalam dokumen
  • Mengganti / replace teks tertentu dalam dokumen
  • Menggunakan menu undo dan redo / repeat
  • Memindah dan menduplikasi teks
  • Tugas modul 3

Modul 4 : Memformat Huruf dan Paragraf
  • Mengganti jenis dan ukuran huruf
  • Mengganti style font
  • Mengatur format efek huruf / font effect
  • Tugas modul 4

Modul 5: Melakukan Format Paragraf Pada Dokumen Kerja
  • Mengatur spasi paragraf
  • Mengatur perataan paragraf
  • Membuat / mengatur garis / alinea baru
  • Tugas modul 5

Modul 6: Menyisipkan objek ke dalam dokumen kerja
  • Menyisipkan tabel ke dalam dokumen kerja
  • Menambah, menghapus baris dan kolom tabel
  • Menyisipkan image / gambar ke dalam teks pada dokumen kerja
  • Tugas modul 6
Sebanyak kurang lebih 33 peserta mengikuti pelatihan ini, yang terdiri atas guru TK, SD dan SMP, para siswa dari sekolah menengah, aparat desa dan dari berbagai latar belakang pekerjaan lainnya.


 

Pelatihan Komputer di bulan Maret s/d Juli 2011.

Berikut adalah photo kegiatan Pelatihan Komputer yang diselenggarakan oleh LMP Pesisir pada bulan Maret s/d Juli 2011. Peserta semakin bertambah dengan latar belakang yang berbeda-beda. Tercatat disini profesi peserta adalah guru TK, SD dan SMP, siswa SMK dan MAN, aparatur desa, staf Puskesmas, sekretaris desa, dan staf pertanian.













Friday, July 22, 2011

Bantuan Sembako untuk Rumah Singgah


Pada bulan Mei 2011, Sahabat Insan memberikan bantuan sembako dan kebutuhan sehari-hari untuk Rumah Singgah Peduli Buruh Migran.

Bantuan diberikan karena pada saat itu terdapat dua belas orang terbuang yang tinggal sementara di rumah singgah tersebut untuk menjalani perawatan atau pemulihan pasca keluar dari rumah sakit. Banyaknya orang terbuang menyebabkan membengkaknya pengeluaran untuk biaya operasional rumah singgah, terutama untuk konsumsi dan keperluan harian. Oleh sebab itu, Sahabat Insan memberikan bantuan sebesar Rp. 2.400.000 (Dua juta empat ratus ribu rupiah) yang akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan pokok orang-orang terbuang selama kurang lebih 15 hari.

Oleh Peduli Buruh Migran, bantuan tersebut digunakan untuk belanja sembako seperti: beras, gula putih, teh, kopi dan air mineral serta keperluan sehari-hari seperti handuk, sikat gigi, pasta gigi dan sandal jepit. Bantuan juga digunakan untuk membeli sayur serta lauk untuk makan sehari-hari orang-orang terbuang tersebut.

Beras


Gula, kopi dan teh


Kecap dan minyak goreng






Thursday, July 7, 2011

Bantuan Pendidikan untuk Murid di Aceh

Pada tahun ini, Sahabat Insan kembali memberikan bantuan pendidikan kepada murid SD sampai SMU di Provinsi Aceh, bekerja sama dengan Yayasan Budi Dharma Banda Aceh.

Bantuan ini diberikan kepada 67siswa, yang terdiri atas 39 murid SD, 9 murid SMP dan 19 murid SMU, dan diprioritaskan kepada siswa yang benar-benar kurang mampu. Pelaksanaan program ini dilakukan dibawah koordinasi Sr Ancilla Kaka, SCMM dan dibantu oleh Sr Elsa Sihotang, SCMM beserta staf tata usaha masing-masing sekolah. Setiap bulan, anak-anak menerima dana sejumlah Rp. 200.000 untuk anak SD, Rp. 250.000 untuk anak SMP dan Rp. 300.000 untuk anak SMU.

Selain memberikan bantuan pendidikan untuk murid SD s/d SMU, Sahabat Insan juga membantu setiap penerima beasiswa untuk berlangganan koran anak Berani. Seperti tercantum dalam website koran anak Berani: www.berani.co.id, berdasarkan penelitian dari Programme for International Student Assessment (PISA) 2003, dari 40 negara yang diteliti, kemampuan membaca anak-anak Indonesia usia 9 -14 tahun berada pada urutan terakhir, yaitu urutan ke-40. Hanya 30 persen dari isi bacaan yang mereka baca, dapat mereka pahami. Kemampuan membaca yang lemah ini disebabkan karena minat baca kebanyakan anak-anak Indonesia yang rendah. Kenyataan inilah yang mendorong Sahabat Insan untuk ikut meningkatkan minat baca anak dengan cara memberikan mereka langganan surat kabar harian anak. Dengan surat kabar harian, anak-anak akan terbiasa menerima informasi yang disajikan secara tertulis setiap hari. Hal ini selain akan membuat mereka mengetahui perkembangan terkini, juga akan meningkatkan nalar mereka tentang suatu peristiwa yang terjadi, dan dapat mengaitkan sebuah kejadian demi kejadian. 

Program beasiswa untuk anak ini diselenggarakan sampai bulan Desember 2011 nanti.

Friday, June 17, 2011

Orang Terbuang yang Ditampung di Rumah Singgah Sampai bulan Juni 2011

Berikut data orang terbuang yang dirawat dan ditampung di Rumah Singgah sampai bulan Juni 2011:

1. Siti asal Sambas Kalimantan Barat
Kondisi kedua kaki lumpuh. Siti bekerja di Malaysia dan dipulangkan dengan kapal laut. Ia sempat menjalani perawatan di RSP Persahabatan selama dua minggu, kemudian berada di rumah singgah selama dua bulan karena belum siap untuk dipulangkan kedaerah dalam kondisi lumpuh. Saat ini Siti dititipkan di Panti Sosial Ceger milik Dinas Sosial  untuk ikut kursus menjahit khusus untuk anak- anak cacat.

2 Nurlela asal Perumahan Mojoagung Mojokerto Jawa Timur
Nurlela merupakan korban perdagangan orang. Ia di jual ke Libya dan dalam kondisi stress berat. Karena perang ia dipulangkan dan sempat dirawat di RSJ Grogol selama dua bulan. Nurlela tinggal dirumah singgah selama dua bulan

3. Hamdan asal Lombok  Tengah  
Hamdan adalah korban penganiayaan dari Malaysia. Ia sempat mendapatkan perlakuan tidak manusiawi ketika dalam penjara kerap di sodomi oleh petugas penjara. Dalam kondisi stress berat ia dipulangkan lewat pelabuhan tanjung priok dan sempat dirawat di RSJ Grogol selama dua minggu. Tinggal di rumah singgah selama satu bulan

4 Emiliana Contesa asal Sikak Flores, NTT   
Korban perdagangan orang, ia dijual ke Malaysia dan dijadikan pekerja seks komersial dan dideportasi dalam kondisi stress berat sempat dirawat di RSJ Grogol selama satu bulan. Setelah itu, ia tinggal di rumah singgah selama satu bulan.

5 Etet Supriatna asal Subang Jawa Barat   
Merupakan korban deportasi Malaysia yang mengalami penyiksaan ketika bekerja di ladang sawit dan menjalani perawatan di RS Koja selama dua minggu karena kedua kakinya mengecil. Etet tinggal di rumah singgah selama dua minggu

6 Masinah asal Sampang Madura   
Korban deportasi dari Jeddah yang sempat dirawat di RSP Persahabatan selama dua minggu karena menderita gagal ginjal dan paru-paru basah. Ia bekerja di Jeddah selama dua tahun dan tidak pernah mendapat gaji, bahkan dibuang majikannya di kolong jembatan Kandahar. Setelah keluar dari RS, ia tinggal di rumah singgah selama dua minggu

7. Sultana asal Lombok Barat   
Bekerja di Malaysia selama 18 bulan dan tidak digaji. Ia dideportasi dalam kondisi sakit parah kepala bagian belakang bekas pukulan benda tumpul, tangan kanan patah dan lupa ingatan (amnesia). Ia dirawat di RSJ Grogol selama empat bulan, dan tinggal di rumah singgah selama satu bulan.

8 Sukaisih asal Karawang
Deportasi dari jeddah kedua matanya buta, karena syaraf matanya putus akibat sering dipukul majikan, tidak mendapatkan gaji selama bekerja 12 bulan, bahkan oeh majikan dibuang dikolong jembatan, sempat menjalani perawatan di RSUD Koja selama dua minggu dan tinggal dirumah singgah selama dua minggu.

9 Mursidi asal Lombok Timur
Korban tabrak lari di Malaysia yang menyebabkan ada syaraf kejepit di punggung. Kemudian ia menjalani operasi di RS Polri Kramat Jati, sempat dirawat selama dua bulan di rumah sakit, dan tinggal di rumah singgah selama dua minggu

10 Eni asal Pontianak
Korban penganiayaan dari Malaysia, sempat menjalani perawatan di RSP Persahabatan. Selain itu ia juga korban perdagangan manusia karena dijual untuk dijadikan PSK di Malaysia, tinggal dirumah singgah selama dua minggu

11 Mita asal Bima NTB  
Korban perdagangan manusia, ia dijual ke Singapura untuk dijadika PSK, dan ia lari lalu ditangkap polisis dan dideportasi sempat dirawat di RSJ Grogol selama dua minggu karena depresi, tinggal dirumah singgah selama tiga minggu.


Wednesday, May 11, 2011

Kegiatan di Rumah Singgah bulan April 2011

Di bawah ini beberapa photo kegiatan di rumah singgah Peduli Buruh Migran bulan April 2011. Sebagian besar adalah para TKI yang baru pulang dari perawatan di rumah sakit dan menjalani masa pemulihan, sebelum akhirnya dipulangkan di daerah masing-masing.






Tuesday, May 10, 2011

Bakti Sosial bersama Dewan Kesehatan Rakyat

Pada Minggu, 10 April 2011 lalu, Sahabat Insan telah mendukung terlaksananya Bakti Sosial bagi warga di sekitar Taman Budaya, Utan Panjang, Kemayoran yang dikoordinir oleh Dewan Kesehatan Rakyat. Acara ini juga diliput oleh Tempo yang dapat dilihat di http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/04/10/brk,20110410-326424,id.html








Thursday, May 5, 2011

Pemutaran Perdana film "Si Anak Kampoeng"

Pada hari Selasa, 19 April 2011, Sahabat Insan menghadiri pemutaran perdana film “si Anak Kampoeng” yang memaparkan bibiografi Syafi’i Maarif kecil. Pemutaran perdana film ini disaksikan di studio 1 dan 2 XXI Epicentrum, Kuningan. Kerabat Syafi’I Maarif dan LSM diundang dalam pemutaran perdana ini seperti Johan Effendy, Musdah Mulia,  Romo Ignatius Ismartono, SJ serta para undangan lainnya. Selain itu, tampak beberapa diantaranya ikut memberi sambutan sebelum pemutaran film berlangsung, yaitu Bapak Hajriyanto Thohari dan Taufik Abdullah. Harapannya film ini dapat menginspirasi kita dan anak-anak Indonesia dalam menggapai impian dan hidup dalam kemajemukan budaya.

Mengisahkan tentang kehidupan seorang anak yang bermimpi pergi merantau dan menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Pi’i itulah panggilan kecil dari Syafi’i Maarif yang lahir di Sampur Kudus, Sumatera Barat dari seorang Kepala Nagari (setingkat desa). Ibunda dari Pi’i telah meninggal saat ia masih sangat kecil. Dengan tetap teguh, sang ayah mengharapkan agar Pi’i kelak dapat menjadi seperti dirinya dan membangun Sampur Kudus. Ia dididik oleh seorang guru untuk bela diri kemudian bersekolah di Sekolah Rakyat Sampur Kudus. Di sekolah ini, Pi’i menikmati masa belajarnya yang cemerlang dan bergaul dengan teman-temannya. Kenakalan kecil dapat dipetiknya menjadi suatu pelajaran sikap yang baik. Baginya perbedaan dalam suku dan keyakinan di Indonesia merupakan suatu hal yang positif. Dalam perkembangan zaman mendekati perjuangan Kemerdekaan Indonesia dan usia yang masih muda, ia dapat berpidato dan menginspirasi teman dan orang-orang Sampur Kudus mengenai Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an dan hidup saling menghormati. Inilah salah satu yang menjadi nilai plus dari Pi’i.

Keinginannya untuk menimba ilmu semakin besar, sedangkan sang ayah menginginkan agar ia tetap berada di Sampur Kudus. Ia pun berjuang dan akhirnya memperoleh dukungan ayahnya untuk pergi merantau menimba ilmu. Kegagalan dalam ujian masuk sekolah pun ia alami, namun dengan gigih ia berjuang kembali pada kesempatan kedua untuk mencapai impiannya, sampai akhirnya dia berhasil masuk SMA di desanya, bahkan pada akhirnya nanti, ia mampu melanjutkan studi di Amerika. 

Monday, May 2, 2011

Ucapan Syukur atas Beatifkasi Paus Yohanes Paulus II di KWI

Sebagai ucapan syukur atas beatifikasi Paus Yohanes Paulus II di Vatikan, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengadakan Misa Syukur serta Seminar yang diadakan pada hari Minggu, tanggal 1 Mei 2011 bertempat di lantai 4 kantor KWI, Jl Cut Mutiah Jakarta.

Sahabat Insan yang diundang dalam acara tersebut, diwakili oleh dua orang relawannya: Tanti dan Nino. Acara tersebut dihadiri juga oleh para Romo, Suster, karyawan KWI serta undangan lainnya.

Acara dimulai dengan Misa Konselebrasi dengan Selebran utama Rm Eddy Purwanto didampingi oleh Rm Eddy Kristiyanto, OFM, Rm Adi Susanto, SJ, Rm Agus Surianto, Rm Dani Sanusi , Rm Agust Alfons Duka, Rm Romanus Hardjito dan Rm Guido Suprapto, serta koor dari Suster-suster JMJ dan Frater CICM. Dalam kotbahnya, Rm Eddy Purwanto menegaskan bahwa Paus Yohanes Paulus II adalah sosok yang selalu mengusahakan perdamaian dunia tanpa henti. Tokoh seperti ini yang sekarang dibutuhkan oleh Indonesia, yang mampu melintasi batas agama, suku, bangsa dan bahasa. Bagi Paus, semua manusia sejatinya hanya satu, yaitu ciptaan Allah.

Setelah diselingi dengan makanan ringan, acara dilanjutkan dengan seminar dengan moderator Ibu Murni, seorang psikolog dari Atma Jaya. Pembicara pertama, Prof. Dr. A. Eddy Kristiyanto, OFM mengangkat tema 'Non Abbiate Paura!' - semboyan yang selalu didengung-dengungkan oleh Paus Yohanes Paulus II semasa hidupnya. "Jangan takut, bukalah pintu hatimu bagi Kristus selebar-lebarnya", membuat Paus ini begitu unik, bukan hanya humanis, namun juga berpegang erat pada ajaran Kristus. Selain itu, Paus Yohanes Paulus II juga merupakan paus yang dikenal paling Marianis karena kecintaan dan kedekatannya pada Bunda Maria.

Pembicara kedua adalah Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, MA yang membawakan tema: Enam Tahun Ditinggal Seorang Paus Humanis. Dalam materinya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini  mengulas kesannya yang mendalam selama mengenal Paus semasa hidupnya. Humanis, pemaaf, teguh pada doktrin gereja, the Great Lover, bukan hanya pemimpin agama, tetapi juga pemikir dan penulis prolifik, adalah sebagian kesan yang pantas diberikan kepada Paus Yohanes II. Dalam konteks dengan kondisi Indonesia saat ini, pemimpin seperti inilah yang diperlukan. Sifatnya yang hangat dan membumi perlu dicontoh oleh siapa saja yang menginginkan Indonesia yang lebih baik.

Acara kemudian ditutup dengan ramah tamah dan makan siang bersama.

Tuesday, April 26, 2011

Bakti Sosial Bersama Dewan Kesehatan Rakyat - Jakarta Pusat

Pada hari Minggu, 10 April 2011, Sahabat Insan turut mendukung pelaksanaan Bakti Sosial Dewan Kesehatan Rakyat yang diadakan di Taman Budaya RW 07 Utan Panjang, Kemayoran – Jakarta Pusat.

Bakti Sosial kali ini mengambil tema: Rakyat Sehat, Negara Kuat.  Tema ini diambil karena saat ini jaminan atas kebutuhan kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi seluruh masyarakat, terutama  yang menyadari akan pentingnya kesehatan dan menjaga diri serta lingkungannya dari berbagai macam penyakit.  Sementara, walaupun Pemerintah telah menganggarkan dana yang cukup besar untuk pelayanan jaminan kesehatan rakyat, tetapi dalam praktiknya masyarakat masih kesulitan mengakses jaminan tersebut.  Oleh sebab itu, Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) mengorganisir untuk melakukan bakti sosial yang meliputi pelayanan : pengobatan dan periksa kesehatan gratis, akupuntur, cukur rambut gratis, penjualan sandang murah, dan dialog publik mengenai jaminan kesehatan bagi masyarakat.

Selain Sahabat Insan, LSM lain yang mendukung kegiatan sosial ini adalah Yayasan Bina Mandiri Sunter serta pemuda-pemuda dari Karang Taruna RW 007 Utan Panjang. Sahabat Insan berpartisipsi dalam pengadaan tenda, spanduk dan keamanan. Sedangkan Bina Mandiri menyediakan layanan masyarakatnya yang meliputi pengobatan, akupuntur dan cukur rambut. Bakti sosial kali ini berhasil melayani 150 warga untuk pengobatan dan periksa kesehatan gratis, 30 warga untuk pelayanan akupuntur dan 50 warga yang memperoleh pelayanan gunting rambut.

Selain itu, puluhan warga lainnya mengikuti dialog publik “Rakyat Sehat Negara Kuat” dengan pembicara Walikota Jakarta Pusat, Bpk. Drs. H. Saefullah, M. Pd yang mewakili Gubernur DKI Jakarta, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Siti Fadillah Supari, Anggota DPD DKI Jakarta, AM. Fatwa, Anggota DPRD DKI Jakarta, Iman Satria, Perwakilan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Wakil Ketua MPR RI, Hajriyanto Y. Thohari. Dalam dialog ini dikemukakan tentang upaya dalam menanggapi keluhan pelayanan jaminan sosial di DKI Jakarta, khususnya Jakarta Pusat. Undang-undang telah disusun dengan bagus, namun kenyataan di lapangan, sering kali masyarakat tidak dapat merasakannya secara leluasa dan merata di berbagai rumah sakit.

Dalam mengikuti bakti sosial ini, terlihat bahwa masih banyak masyarakat, terutama di daerah Jakarta Pusat, yang masih memerlukan jaminan kesehatan. Antusiasme penduduk yang datang untuk berobat dan terlibat dalam diskusi mengisyaratkan bahwa mereka sangat merindukan terpenuhinya hak mereka dalam memperoleh akses kesehatan. Harapan masyarakat akan perbaikan sistem pelayanan yang lebih singkat kiranya dapat segera terwujud. Peningkatan kepercayaan rumah sakit terhadap pemerintah juga harus segera diupayakan sehingga mempermudah penerimaan pelayanan kesehatan masyarakat. Usaha swadaya masyarakat juga perlu ditingkatkan dengan mengaktifkan RW siaga terutama yang berada di kawasan RW kumuh.

Tuesday, April 19, 2011

Seminar Nasional Pemikiran Cak Nur Untuk Isu-Isu Aktual Bangsa

Seminar ini diadakan dalam upaya memperoleh pencerahan solusi untuk masalah kemasyarakatan di Indonesia. Diharapkan dapat terwujud solusi yang dapat diterjemahkan dalam kegiatan konkrit. Seminar ini diajukan oleh mahasiswa Paramadina dengan merangkul para tokoh yang fokus dengan masalah Kebangsaan. Seminar Nasional ini diadakan selama 2 hari, 6 dan 7 April 2011, di Universitas Paramadina, Gatot Subroto. Tema yang diangkat, yaitu: "Integritas Kepemimpinan Nasional: Syarat Utama Mewujudkan Potensi Bangsa" dengan pembicara: Haidir Bagir; Prof. Dr. Franz magnis-Suseno; Soegeng Sarjadi; Anies Baswedan, Ph.D dan "Mewujudkan Keharmonisan Hidup Berbangsa dan Bernegara: Revitalisasi Bhinneka Tunggal Ika" oleh Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat; Budhy Munawar-Rachman; serta K.H. Masdar F. Mas'udi. Seminar ini dihadiri oleh para aktivis politik, agama, dan kemasyarakatan, LSM, dan para mahasiswa serta relawan Sahabat Insan. Meningkatkan kesadaran ke-Bhinneka-an dalam seluruh golongan masyarakat, meningkatkan upaya kampanye perdamaian hingga ke pelosok daerah dengan penafsiran makna yang baik, mengenal lebih dalam akar permasalahan kemasyarakatan di Indonesia, berakhlak baik, mau mendengar, mengerti sebelum dimengerti, merupakan beberapa upaya memperoleh solusi masalah kemasyarakatan saat ini, Tetap bersikap dan berpikir positif dalam mengembangkan arah masa depan Indonesia.








Tuesday, April 5, 2011

Membantu pemulangan TKI ke Ngawi - Jawa Timur

Pada tanggal 22 Maret 2011, Sahabat Insan membantu memulangkan seorang TKI yang menderita HIV/AIDS ke kampung halamannya di Ngawi - Jawa Timur. Perjalanan Jakarta - Ngawi ditempuh dengan ambulan Peduli Buruh Migran (PBM) selama hampir 30 jam, karena berkali-kali mereka berhenti untuk istirahat. Sesampai ditempat tujuan, mereka disambut oleh warga, dan mbak Lily selaku koordinator PBM menyerahkan TKI tersebut kepada Dinas Sosial setempat. Kepada orang tuanya, SI memberikan sedikit bantuan dana untuk melanjutkan pengobatan dan perawatan di kampungnya.







Friday, March 25, 2011

Pelatihan Identifikasi Korban Trafficking

Pelatihan ini diadakan pada 9 Maret 2011, di ged. Muhammadiyah, Jak-Pus. Sahabat Insan bersama Peduli Buruh Migran hadir dalam pelatihan dengan materi trafficking, perbedaannya dengan kekerasan dan penyelundupan manusia serta simulasi teknik wawancara korban trafficking.







Tuesday, March 22, 2011

Pelatihan 'Identifikasi Korban Trafficking'

Semakin maraknya perdagangan orang dan penyelundupan manusia serta tindak kekerasan di Indonesia, mendorong para aktivis untuk meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti berbagai pelatihan yang terkait. Salah satunya dengan mengikuti pelatihan ”Identifikasi Korban Trafficking” yang diadakan oleh International Organization for Migration (IOM) pada 9 Maret 2011 lalu bertempat di gedung Muhammadiyah, Jakarta Pusat. Pelatihan ini dihadiri oleh Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang fokus dalam pendampingan anak, korban kekerasan, dan HAM. Salah satunya ialah Peduli Buruh Migran, Lily Pujiati bersama relawan Sahabat Insan, Arini Endah.

Tujuan pelatihan ini adalah: untuk mengerti unsur-unsur utama dalam Trafficking manusia, mengerti cara mengidentifikasi korban-korban Trafficking, membedakan korban Trafficking dewasa dan anak, dan mengetahui mitos dan kenyataan Trafficking serta membedakan dengan jenis korban kekerasan lain seperti KDRT, kekerasan seksual dan penyelundupan.

Pelatihan ini dilakukan dengan pemberian materi perihal undang-undang yang melarang perdagangan orang dan cara untuk mengidentifikasi korban sesuai beberapa unsur perdagangan orang menurut PBB. Bagi korban dewasa/diatas 18 tahun meliputi 3 unsur, yaitu: proses atau pergerakan, cara perekrutan, dan tujuan eksploitasi. Sedangkan bagi korban dibawah usia 18 tahun meliputi 2 unsur, yaitu: proses atau pergerakan dan tujuan perdagangan. Selain itu, juga dikemukakan kondisi yang terjadi di lapangan yang menyebutkan bahwa kasus trafficking ini dapat terjadi dalam kondisi apapun dan dimanapun dengan berbagai proses, cara dan tujuan. Pemahaman mengenai perbedaan antara perdagangan orang dan penyelundupan manusia, serta kekerasan lain juga dipaparkan sehingga membantu para relawan/aktivis untuk mengenali kondisi korban yang dibantu.
Disamping itu, dalam melakukan pengidentifikasian korban hal yang penting untuk dikuasai ialah teknik wawancara yang baik dan sesuai. Dengan menguasai teknik wawancara ini diharapkan tercipta kepercayaan antara pewawancara dan korban sehingga dapat digali informasi yang lebih dalam mengenal ketiga unsur perdagangan orang yang dialami korban.

Dengan mengikuti pelatihan Trafficking ini, semakin membuka wawasan Sahabat Insan dan Peduli Buruh Migran mengenali kebutuhan kondisi para korban dalam upaya membantu mereka untuk melewati dan bangkit dari kondisinya saat ini.

Pelatihan Komputer di Patek periode Feb 2011

Dokumentasi pelatihan komputer pada bulan Februari 2011 oleh LPM Pesisir di Patek, Aceh Jaya. Pelatihan ini diperuntukkan bagi para siswa SMU, guru sekolah dan aparatur Desa di Aceh Jaya.







Wednesday, March 16, 2011

Pelatihan Komputer LPM Pesisir

Salah satu program Sahabat Insan pada tahun 2011 ini adalah mengadakan pelatihan komputer bagi para guru dan siswa di Aceh Jaya, bekerja sama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (LPM Pesisir) yang berpusat di Patek, Aceh Jaya.

Pelatihan yang rencananya akan diadakan selama bulan Februari s/d Desember 2011 ini, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru dan siswa di Aceh Jaya dalam mengoperasikan komputer. Saat ini, sekolah-sekolah di sana sudah mulai menggunakan komputer untuk mengelola administrasinya. Akan tetapi, banyak guru yang belum mahir mengoperasikan komputer. Minimnya pelatihan komputer di daerah tersebut juga menyebabkan siswa setingkat SMU di kabupaten Aceh Jaya tidak mengenal komputer dengan baik. Hal ini dikhawatirkan akan memberikan efek kurang baik kepada mereka saat memasuki jenjang kuliah nanti.

Persiapan pelatihan yang telah dilakukan sejak awal Februari dimulai dari persiapan tempat pelatihan, penyusunan modul, perbaikan kabel-kabel (instalasi) listrik, dan pembelian unit komputer yang akan digunakan. Pelatihan yang diadakan di kantor LPM Pesisir, Patek ini menggunakan 3 unit komputer bantuan dari Sahabat Insan, dan setiap sesi dibimbing secara bergantian oleh Nonong Mailufar dan Ilham yang merupakan pengurus LPM Pesisir.

Pada bulan Februari 2011, telah diadakan 3 kali sesi pelatihan pada tanggal 17 s/d 18 Februari 2011 dan diikuti oleh beberapa siswa SMK Sampoiniet, beberapa guru SD Patek, Guru SMP 4 Sampoiniet, dan Aparatur Desa. Dalam pelatihan pertama ini diberikan materi pengenalan program Microsoft Word (MW) 2007, yang terdiri atas sub materi: Menjalankan MW 2007, Pengenalan Interface / Tampilan MW 2007, Mengaktifkan Menu-menu pada MW 2007, Membuat Dokumen Baru, Menyimpan Dokumen Kerja, dan menutup Dokumen Kerja. 

Pelatihan selanjutnya akan diadakan pada tanggal 2 s/d 3 Maret dan 9 s/d 10 Maret 2011 di tempat yang sama.
 

Tuesday, March 8, 2011

Kunjungan ke Ruang Rawat Jiwa

Pada hari Senin, 7 Maret 2011, Sahabat Insan bersama Peduli Buruh Migran mengunjungi ruangan Rawat Jiwa RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Kunjungan ini selain dimaksudkan untuk menyapa para pasien disana, juga memberikan bantuan berupa sabun cair, shampoo, sabun cuci, pembalut serta pakaian dalam.
Pada hari itu, terdapat sekitar 20 pasien yang sedang dirawat di Ruang Ebony. Ruang ini memang dikhususkan untuk wanita. Menurut Pak Kus, Kepala Ruangan Ebony, mereka pada umumnya mengalami tekanan saat mencari nafkah di negeri orang. Kondisi pasien pun berbeda-beda, ada yang hampir sembuh dan ada yang baru masuk. Masih menurut kepala ruangan tersebut, yang paling dibutuhkan oleh orang-orang ini adalah perhatian, entah hanya berupa tepukan, pelukan, maupun berbincang-bincang. Sementara sebagian besar pasien tidak diketahui keberadaan keluarganya, sehingga mereka cenderung sendirian. Oleh sebab itu, kunjungan dari orang-orang yang peduli sangat dibutuhkan untuk membantu kesembuhan mereka.







Thursday, March 3, 2011

Bantuan Komputer untuk Peduli Buruh Migran

Pada hari Kamis, 3 Maret 2011, Sahabat Insan memberikan bantuan seperangkat komputer kepada Peduli Buruh Migran (PBM). Bantuan ini diberikan untuk memperlancar administrasi dan proses pelaporan, yang selama ini agak tersendat karena kendala teknis. Bantuan diterima oleh Sdri. Lili Pudjiati selaku koordinator PBM.






Friday, February 25, 2011

Mardareta Pasca Operasi

Mardareta (35 tahun), orang terbuang asal Kuala Lumpur, menjalani proses pemulihan pasca operasi mata di Rumah Singgah Peduli Buruh Migran. Setelah kondisinya dirasakan cukup kuat untuk melakukan perjalaan jauh, akhirnya dia dijemput oleh Pemerintah Daerah Jawa Tengah untuk dipulangkan kepada keluarganya di Blora.






Bantuan Pengobatan Mata untuk Mardareta

Mardareta merupakan salah satu orang terbuang yang mengadu nasibnya di Malaysia karena desakan seorang calo tenaga kerja. Karena ingin memperbaiki ekonomi keluarga dan kedua anaknya, ia berangkat melalui Tanjung Priok, kemudian ke Batam, dan dibawa oleh Agen ke Kuala Lumpur.

Sesampai disana ternyata gaji yang didapat tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Namun Mardareta dengan sabar menabung sedikit demi sedikit agar dapat kembali ke Indonesia. Pada awal tahun 2011, dia merasakan sakit dimata kirinya dan minta obat mata ke majikan. Namun setelah dioati, matanya malah tambah sakit dan bengkak. Oleh majikannya, ia dibawa ke Hospital Kuala Lumpur. Namun baru seminggu dirawat disana, tiba-tiba polisi datang dan menangkapnya.  Dalam keadaan tidak bisa melihat ia dimasukkan ke penjara.

Selama dipenjara, dia tidak mendapatkan pengobatan apa pun sampai akhirnya dipulangkan ke Indonesia pada tanggal 1 Februari 2011. Pihak Kesehatan Pelabuhan kemudian membawanya ke RS rujukan Pemerintah, yaitu RSUD Koja. Namun, karena peralatan untuk mata disana kurang lengkap, maka ia dirujuk kembali ke RSCM. Biaya pengobatan di RSCM ini dibantu oleh Sahabat Insan, karena Pemerintah tidak memiliki kerjasama dengan rumah sakit ini untuk penanganan TKI.

Pada tanggal 4 Februari 2011 pukul 09.00, Mardareta dioperasi oleh tim dokter mata RS tersebut. Selama tiga jam, operasi tersebut berlangsung dengan sukses. Setelah dirawat inap dan beberapa kali rawat jalan, akhirnya penglihatan Mardareta mulai membaik. Mata sebelah kanannya sudah bisa melihat, namun sayang mata kirinya tidak bisa diselamatkan lagi kornea mata yang terlanjur rusak akibat infeksi yang sudah cukup parah karena keterlambatan operasi. Setelah kondisinya berangsur pulih pasca operasi, pada hari Rabu tgl 23 Februari 2010 Mardareta dijemput oleh Pemda untuk dipulangkan ke tempat asalnya, yaitu Blora, Jawa Tengah.


Pemakaman Tiara

Tiara, gadis 27 tahun yang menderita HIV/AIDS akibat perdagangan manusia, akhirnya meninggal dunia pada tanggal 1 Feb 2011 pukul 06.00 WIB di RSU Persahabatan. Setelah dimandikan dan dikafani di RS Koja, jenazah kemudian dimakamkan di TPU Budhi Dharma Cilincing. Hanya 5 orang yang mengiringi kepergiannya: 2 orang dari Peduli Buruh Migran, 2 orang petugas pemakaman, dan 1 sopir ambulan. Karena Almh. Tiara tidak mau memberitahukan dimana keluarganya berasal, mungkin sampai saat ini pun keluarganya masih mengira bahwa Tiara sedang bekerja di Kuala Lumpur dan suatu saat akan pulang dengan membawa hasil yang mampu memperbaiki taraf hidup keluarganya.
 






Tuesday, February 22, 2011

Kondisi Terkini Sdr Madi

diambil dari www.sahabatmadi.blogspot.com


Update Kondisi Madi


 
Operasi otak Sdr. Madi telah dilaksanakan pada Sabtu, 29 Januari 2011 di RS Elizabeth,Bekasi. Operasi yg memakan waktu 7 jam, akhirnya dapat mengangkat tumor yg selama ini bersarang di selaput otak. Syukur kepada Tuhan, kondisi pasca operasi berjalan baik, sehingga pada tgl 10 Februari 2011 yang lalu,Madi sudah diperkenankan keluar dari Rumah Sakit dan kembali ke rumah. Saat ini Madi dalam proses memulihkan diri sementara keluarga masih akan mencoba mencari cara untuk pemulihan penglihatannya. Sdr Madi tampak sehat, dapat berbicara normal, dan penuh optimisme. Pendengaran Madi sekarang sudah kembali pulih.

Sumbangan yang terkumpul dari para donatur di sahabatmadi.blogspot.com telah diserahkan sebesar Rp 40 juta untuk keperluan biaya operasi. Sisa dana masih disiapkan untuk mendukung keluarga, terutama untuk kebutuhan pembelian obat-obatan yang masih cukup besar dan untuk proses penyembuhan penglihatannya. Dukungan dari Anda masih terus kami harapkan agar Sdr. Madi dapat kembali sehat seperti dahulu.

Terima kasih
Sahabat Madi

Wednesday, February 2, 2011

Kegiatan di Rumah Singgah Bulan Januari 2011

Selama bulan Januari 2011, Rumah Singgah untuk Orang Terbuang yang dikelola oleh Peduli Buruh Migran telah memberikan pelayanan sebagai berikut:

1) Pada minggu pertama, tepatnya tgl 2 s/d 7 Januari 2011, menampung Sdri.Lina Sihombing (23 tahun), yang baru keluar dari RSJ Grogol. Korban mengalami depresi akibat penganiayaan dan pelecehan. Setelah seminggu beristirahat di Rumah Singgah, orang terbuang tersebut dipulangkan ke keluarganya di Medan.

2) Minggu kedua, tepatnya tanggal 6 s/d 9 Januari 2011, merawat Sumiati (30 tahun) beserta kedua anaknya Ibrahim (25 bulan) dan Saskia (60 hari). Wanita asal Blora, Jawa Tengah ini menderita demam pasca bersalin di penjara tanpa mendapatkan perawatan medis yang memadai. Sesampainya di Indonesia, keadaannya tidak memungkinkan untuk langsung pulang ke Jawa Tengah, sehingga menetap dulu di Rumah Singgah selama seminggu. Pada tanggal 9 Januari, ia beserta kedua anaknya dijemput Satgas dari Jawa Tengah untuk kembali ke keluarganya.

3) Pada minggu ketiga, Lisnawati (30 tahun) dan Sarah (24 tahun), TKI asal Cilacap, Jateng, baru tiba di Tanjung Priok dan merasa pusing serta demam. Mereka kemudian beristirahat untuk sementara di Rumah Singgah selama seminggu sampai kondisinya pulih kembali. Pada tanggal 11 Januari 2011, keduanya dijemput oleh Satgas Jawa Tengah untuk dipulangkan kepada keluarganya. Selain kedua wanita di atas, ada seorang TKI lagi yang ditampung di rumah tersebut, yaitu Untung. Pria berusia 36 tahun asal Medan ini positif mengidap HIV dan menjalani rawat inap di RS Koja selama satu minggu. Agar kondisinya benar-benar sehat, ia kemudian ditampung di rumah singgah selama seminggu untuk beristirahat, dan akhirnya diantarkan pulang ke Medan.

4) Di minggu terakhir, dua orang terbuang juga positif mengidap HIV, yaitu Yusnafi (34 tahun) dan Yusuf (26 tahun). Kedua orang ini kemudian menjalani pemulihan di rumah singgah selama seminggu. Sebelumnya Yusnafi menjalani rawat jalan, sedangkan Yusuf dirawat inap di RS Koja selama 10 hari. Setelah stamina mereka cukup kuat, mereka dikembalikan ke keluarganya masing-masing. Yusnafi dipulangkan ke Samarinda, dan Yusuf diantarkan pulang ke Bau-bau, Sulawesi Tenggara.

Selain orang-orang terbuang di atas, Rumah Singgah juga merawat seorang penderita AIDS yang sejak bulan September 2010 ditampung disitu karena tidak mau mengakui dimana keluarganya berasal. Remaja korban human trafficking ini sudah 6 bulan terakhir keluar masuk rumah sakit, antara lain RS Polri Kramat Jati, RSJ Grogol, RSP Sunter, dan yang terakhir di RS Persahabatan. Sayangnya remaja tersebut akhirnya meninggal dunia pada hari Selasa, 1 Februari 2011 karena kondisinya yang terus merosot. Jenazah kemudian dimakamkan di TPU Budhi Darma, CIlincing.

Monday, January 31, 2011

Sumbangan Untuk Madi (Penderita Tumor) sampai tgl 23 Jan 2011

Sampai tanggal 23 Januari 2011, sumbangan yang telah diterima untuk bantuan biaya pengobatan Sdr, Gregorius Madi yang menderita tumor pada selaput otak adalah sebagai berikut:

No.TanggalNamaSumbangan
117-Jan-2011NN 500,000
219-Jan-2011Edy Kho 1,000,000
320-Jan-2011NN 1,000,000
420-Jan-2011Sari Lukitaningsih 1,000,000
520-Jan-2011Rm. Ismartono (Sahabat Insan) 2,000,000
620-Jan-2011Yulia 30,000
720-Jan-2011Arnold Djiwatampu 500,000
821-Jan-2011Cornellius Henry K 10,000,000
921-Jan-2011Lexy Pondaag 200,000
1024-Jan-2011Irene Budhisatria 3,000,000
1124-Jan-2011Dewi Agus Rina 100,000
1224-Jan-2011Ronald G. Suitela 1,000,000
1324-Jan-2011NN 1,000,000
1424-Jan-2011Lilian Bernadette 1,000,000
1524-Jan-2011Yos tri Atmodjo 200,000
1624-Jan-2011Franky Sibarani 9,000,000
1724-Jan-2011Vanda Gozal 250,000
1825-Jan-2011Sandy Rahayu500,000
1926-Jan-2011Djuni P. 250,000
2026-Jan-2011CSR Ad-Ins 10,000,000
2127-Jan-2011Yustina Erna Widya 500,000
2228-Jan-2011MV Asih Paramita900,000


Total 43,930,000

Bagi yang terketuk hatinya untuk membantu, mohon ditransfer ke rekening berikut:

Nama Bank : BCA KCP Kebon Jeruk, Jakarta
Rek no        : 287-777-1772
Atas nama  : Sri Palupi or Lilian Bernadette Toar

Note: Dana yang ditransfer dapat di informasikan ke Lilian B.Toar melalui email liliantoar@yahoo.com atau sms ke hp 0815-8695-9700
 
Update terbaru tentang data sumbangan dapat dilihat di www.sahabatmadi.blogspot.com.

Revisi Nomor Kontak Sahabat Madi

Terkait dengan tentang bantuan Sahabat Madi pada berita sebelumnya, ada beberapa nomor kontak anggota paguyuban yang belum tepat. Berikut kami tampilkan lagi nomor kontak Sahabat Madi yang bisa dihubungi, sesuai dengan yang tercantum dalam blog paguyuban ini, yaitu www. sahabatmadi.blogspot.com

NamaNo. HP
Romo Ismartono, SJ
(koordinator Sahabat Insan)
0816978828
Anton Kristanto -Jakarta 08118887658
Bambang Suprayogi -Cimahi 08156211807
Djuni Prihatin -Yogyakarta 08164261391
Frida Widuratmi –Jakarta 08121099219
Franky Sibarani –Jakarta 08158126077
FA.Agus Wahyudi –Purwokerto 081328738910
Lilian B. Toar –Jakarta 081586959700
Ronald T Suitela -Boyolali 081321423091
Sri Palupi –Jakarta 081319173650
Wahyuningsih -Jakarta 081905000121
Yusuf Rantow -Jakarta 08179932276

Tuesday, January 18, 2011

Titipan Mohon Bantuan dari "Sahabat Madi"

Dengan hormat,
Berikut kami lampirkan Surat Permohonan Bantuan dari Sdri. Sri Palupi untuk membantu seorang teman yang berjuang dari penyakit tumor otak, yaitu Sdr. Gregorius Sudarmadi. Jika ada pemerhati yang terketuk hatinya untuk memberikan bantuan, mohon langsung ditransfer ke rekening yang tercantum di surat ini. Terima kasih.

*********************************************************************************************************


Jakarta, 17 Januari 2011
Kepada Yth.
Bapak / Ibu / Sdr /i pemerhati
di –  Tempat


Bapak, Ibu, Saudara/i terkasih,

Perkenanlah kami menyapa Bapak, Ibu, Saudara/i pada awal tahun 2011 ini. Pada saat ini kami hadir dalam surat sebagai suatu paguyuban ’Sahabat Madi’ yang berkumpul dan membentuk solidaritas dengan tujuan untuk membantu seorang saudara kita yang sementara menderita.

Gregorius Sudarmadi (49 tahun) atau dikenal dengan panggilan Madi mengalami sakit sejak 2 tahun lalu. Penyakit Madi dimulai dengan pusing-pusing dan penglihatan yang semakin kabur. Mengganti kaca mata dll tidak berhasil menyelesaikan masalahnya Setelah dilakukan scanning, akhirnya diketahui ada tumor di selaput otak. Pada Agustus 2009, penglihatanyang awalnya kabur sudah menghilang sama sekali.

Tumor di selaput otak ini tidak ganas, tetapi terus membesar (ukuran sudah menjadi 6x 5 cm kondisi per 12 November 2010) . Sejak awal dokter menyarankan untuk melakukan tindakan operasi untuk mengangkat tumornya, tetapi karena keterbatasan biaya , maka yang masih dilakukan sampai saat ini adalah terapi alternatif (terapi herbal, terapi nuklir dan refleksi). Tumor masih tetap membesar, tetapi pusing-pusing /sakit kepala tidak terlalu mengganggu lagi.

Sejak April 2010, Madi mulai mengalami serangan kejang-kejang. Serangan ke-2 terjadi 6 bulan kemudian yaitu pada Oktober 2010. Sejak itu serangan menjadi lebih sering  (serangan ke-3 pada November 2010, serangan ke-4 medio Desember 2010 , serangan ke-5 tgl 1 Januari 2011). Pada saat proporsal ini dibuat Madi terbaring di RS Elisabeth – Bekasi dalam kondisi tidak sadar.

Tumor yang tetap membesar dan kondisi kejang-kejang yang semakin sering terjadi memaksa keluarga Madi untuk mengambil keputusan. Nampaknya tidak ada jalan lain kecuali diambil tindakan untuk operasi, yang membutuhkan biaya yang cukup besar.

Sejak mengalami sakit, Madi otomatis tidak dapat bekerja lagi. Sehingga ekonomi keluarga berusaha ditangani oleh Anis – istrinya yang bekerja paruh waktu di perusahaan asuransi. Tanggung jawab untuk mengurus suami dan anak-anaknya (usia sekolah SD – SMA) membuatnya tidak bisa sepenuhnya bekerja untuk mendapatkan nasabah. Kondisi ini kian menyulitkan ekonomi keluarga Madi.

Kondisi kesehatan dan ekonomi yang berat ini pulalah yang membuat kami membentuk suatu paguyuban ‘sahabat Madi’ untuk membangun solidaritas pengumpulan dana . Tidak adatujuan lain kecuali mendukung keluarga agar dapat melakukan tindakan yang terbaik bagi usaha penyembuhan sahabat kami Madi.

Anggota paguyuban ini antara lain :
1) Anton Kristanto - Jakarta; email: a.s.kristanto@gmail.com; HP 08118887658
2) Bambang Suprayogi - Cimahi; email: bambangsuprayogi22@yahoo.co.id; HP 08156211807
3) Djuni Prihatin - Jogjakarta; email: djuni_pr@yahoo.com; HP 08164261391
4) Frida Widuratmi – Jakarta; email: frida_wid@yahoo.com; HP 08121099219
5) Franky Sibarani – Jakarta; email: frankysibarani@yahoo.com; HP 08158126077
6) Lilian B. Toar – Jakarta; email: liliantoar@yahoo.com; HP 081586959700
7) Ronald T Suitela - Boyolali; email: suitela@live.com; HP 081321423091
8) Sri Palupi – Jakarta; email: mgspalupi@yahoo.com; HP 08131917365
9) Wahyuningsih - Jakarta; email: wahyuningsih2011 @gmail.com; HP 081905000121
10) Yusuf Rantow - Jakarta; email: yusuf.rantow@yahoo.com; HP 08179932276

beserta teman-teman yang lain yang tidak kami sebutkan satu persatu.

Maka melalui surat ini, dengan rendah hati kami mengetuk hati Bapak, Ibu, Saudara/i yang pernah mengenal Madi dari berbagai kegiatan (kelompok teritorial dan kelompok kategorial), maupun yang tidak mengenal secara pribadi namun mempunyai keprihatinan bersama untuk membantu teman dan sesama yang menderita.

Marilah kita dapat menyatukan hati dan bantuan berupa dana dan doa untuk operasi dan pasca operasi Sdr.Madi.

Untuk dana mohon dapat di-transfer ke rekening :

Nama Bank : BCA KCP Kebon Jeruk, Jakarta
Rek no : 287-777-1772
Atas nama : Sri Palupi or Lilian Bernadette Toar

Note : Dana yang ditransfer dapat di informasikan ke Lilian B.Toar melalui email liliantoar@yahoo.com atau sms ke hp 081-8695-9700

Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih untuk perhatian yang diberikan kepada surat kami, serta kerelaan yang Bapak, Ibu, Saudara/i terkasih berikan. Betapa indahnya teladan dan keselamatan yang dibawa oleh Tuhan kita, sehingga kita mau saling berpegangan tangan dan menolong satu sama lain.

Tak lupa pula kami menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya serta memanjatkan doa semoga Tuhan selalu melimpahkan berkat untuk usaha dan hidup Bapak, Ibu, Saudara/i sekalian.

Hormat kami,

Paguyuban Sahabat Madi,                                  
Franky Sibarani